LIFELINE0406

Random

Trulek Jawa (Vanellus macropterus) adalah salah satu burung langka yang hanya terdapat (endemik) di Jawa. Burung dari famili Charadriidae ini pada tahun 1994 pernah dinyatakan punah (Extinct) oleh IUCN, namun sejak tahun 2000, statusnya direvisi menjadi “Kritis” (Critically Endangered; CR). Meskipun begitu, hingga kini keberadaan burung Trulek Jawa ini masih misteri antara punah atau belum.

Trulek Jawa (Vanellus macropterus) yang dalam bahasa Inggris disebut Javan Lapwing, Javanese Lapwing atauSunda Plover hingga sekarang tidak diketahui dengan pasti berapa jumlah spesies yang tersisa. Bahkan status “Kritis” (Critically Endangered; CR) yang diberikan oleh IUCN Redlist, hanya merupakan asumsi berdasarkan catatan-catatan yang dibuat pada tahun 1940. Berbagai penyelidikan dan penelitian yang dilakukan tidak satupun memperoleh bukti nyata keberadaan burung langka ini. Tetap menyisakan misteri.
Burung ini terakhir tercatat keberadaannya pada tahun 1940 di Delta Sungai Citarum. Mungkin karena IUCN belum mensurvei ulang semua habitatnya, dan masih ada laporan-laporan keberadaan jenis ini dari penduduk setempat, maka IUCN belum berani menyebutnya sebagai jenis yang telah punah.
Ciri-ciri Trulek Jawa. Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) berukuran sedang, sekitar 28 cm. Bulunya berwarna coklat keabuan dengan kepala hitam. Punggung dan dada coklat keabuan, perut hitam, tungging putih. Bulu-bulu sayap terbang hitam, ekor putih dengan garis subterminal hitam lebar. Terdapat taji hitam pada bagian lengkung sayap. Iris coklat, paruh hitam, tungkai hijau kekuningan atau jingga. Satu hal yang khas dari burung ini adalah gelambir putih kekuningan yang nangkring secara elok di atas paruhnya.
Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) hidup berpasangan di padang rumput terbuka sepanjang pantai utara Jawa barat dan pantai selatan Jawa timur. Makanan burung endemik ini antara lain kumbang air, siput, larva serangga dan biji-bijian tumbuhan air.
Habitat Trulek Jawa. Burung yang terancam punah ini sering berada di sekitar daerah berair (tepi sungai, muara sungai, dan rawa) namun tidak menyukai air. Mereka sering terlihat justru sedang bertengger di tempat kering di sekitar lahan basah seperti ranting, bebatuan, dan rerumputan.
Beberapa daerah yang diduga didiami burung endemik berstatus krisis ini antara lain:
  • Hutan Sawangan, Petungkriyono, Pekalongan (Jawa Tengah); terakhir terlihat tahun 2001 oleh Tim Komunity Forestry Pekalongan.
  • Hutan Ungaran (Jawa Tengah).
  • Merubetiri, Jember (Jawa Timur).
  • Lumajang (Jawa Timur); Di sini penduduk setempat menamainya “Plirik” dan menganggapnya sebagai burung keramat lantaran terdapat motif menyerupai keris pada sayapnya.
  • Pegunungan Halimun (Jawa Barat).
Burung endemik Pulau Jawa ini, meskipun dimasukkan dalam kategori “Kritis” (Critically Endangered; CR) tetapi keberadaannya masih misteri. Entah masih ada atau bahkan sudah punah. Hingga saat ini yang dapat dijumpai dengan mudah hanyalah spesimennya (awetannya) saja yang disimpan di Museum Zoologi, Cibinong.
Mudah-mudahan saja, burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) masih tersisa di salah satu sudut di pulau Jawa. Sungguh suatu yang tidak nyaman jika saya kemudian harus melakukan update terhadap artikel saya berjudul Satwa Indonesia yang Telah Punah, yang pernah saya tulis di blog ini beberapa bulan yang lalu.
Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo:Charadriiformes; Famili: Charadriidae. Spesies: Vanellus macropterus (Wagler, 1827).
Burung Ruai

Burung ruai atau kuau besar adalah salah satu burung yang banyak didaerah sambas kalimantan barat. burung ini memiliki suara yang indah dan memiliki suara yang lantang. oleh orang orang dayak kanayatan bulu burung ini digunakan untuk mahkota (tangkulas) untuk pakaian adat. menurut cerita, burung ruai merupakan jelmaan seorang putri raja.

Burung ruai dari samping


Burung ruai betina

Burung ruai saat memamerkan bulunya

recorded in a company magazine that became our role model.


great beating heart in the cold stung since we moved from Post III. Step-by-step through the grass above ground carbon black, we will evoke memories of past disasters in 2015. Merbabu indeed have a unique in the eyes of the instigators of the outdoors. Broad expanse of green meadows make this place as a paradise for hikers. However, the long drought last year left a bitter memory. The presence of the flames singeing this place, leaving a barren land, and eliminate its beauty. Merbabu closed temporarily. Fires cause new problems for the residents of the mountain slope. Wild animals fell into residential areas in search of food because their habitat has been damaged.Our climbing activities as if turned into an afterthought. Have we come to a place, having fun, and left damage.Sabana Merbabu start in life. Now our task is to learn from mistakes and are more concerned with the environment. Since nature has been kind enough to give us a second chance.



has been declared extinct since the 1980s, yesterday came news about tiger (allegedly) down the mountain. Photos that are not too well-basis-photographic techniques have suddenly become popular in Facebook timeline conservation activists. We cite this news from an account named So Sembodo. On the wall of his account, Then write: "This tiger down the mountain and wandered among G.Mujur dn G.Indrokilo (G.Arjuna) and the possibility of type" Panthera tigris sondaica "



happiness begins with simplicity .



Setiap langkah meninggalka jejak.setiap jejak selalu membekas, setiap bekas memberi sebuah pelajaran, karna hidup selalu untuk belajar.



Ialah salah satu sosok yang mungkin sebagian dari kita belum menyadari bahwa sebuah hal dapat di rubah dengan kerja keras, usaha, dan ihklas. terlahir dari keluarga yang tergolong sederhana, ia dapat menikmati setiap detik dalam mhidupnya dengan rasa bahagia. 
PANTAI GOA CEMARA
sejak kapan pantai menjadi tempat pembuangan sampah, ini di karenakan kurangnya perhatian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hidup bersih dan disiplin.
di bandingkan dengan negara lain, indonesia mendapat gelar negara maritim yang tentu jelas memiliki potensi wisata pantai yang besar, dengan minimnya kesadaran masyarakat sangat di sayangkan.
hal ini juga berdampak pada kelangsungan ekosistem sekitarnya.


the results of the use of engineering time lamps
Postingan Lebih Baru Beranda

ABOUT AUTHOR

Follow us

Categories

  • BTS
  • NEWS
  • PHOTO
  • VIDEO

Advertisement

Labels

  • BTS
  • NEWS
  • PHOTO
  • VIDEO
Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Unknown
Lihat profil lengkapku

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Blog Archive

  • ▼  2016 (12)
    • ▼  Juni (12)
      • TRULEK YANG MISTERIUS
      • Burung Ruai Kalimantan Barat
      • PRIDE
      • harimau jawa (Panthera tigris sondaica)
      • TRAILER OF BOKO
      • SIMPLICITY
      • STEP
      • STRUGGLE OF LIFE ON THE BEACH
      • PANTAI GOA CEMARA
      • EHEKKKKKKK
      • timelamps
      • BTS before shooting a documentary temple of boko

Pages

  • Beranda

Pages - Menu

FOLLOW US @ INSTAGRAM

About Me

Advertisement

Copyright © 2016 LIFELINE0406. Created by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates